Membaca merupakan suatu
kebutuhan yang penting dalam hidup. Tidak bisa membaca fatal akibatnya untuk jaman seperti sekarang
ini dimana orang dituntut untuk bisa membaca, mulai dari merk produk, judul buku,
bahkan nominal uang, bagaimana kita bisa mengucapkan apa yang kita mahu kalau
kita tidak bisa membaca.
Ada teknik yang bisa
kita gunakan agar bisa cepat membaca dengan menggunakan strategi pengenalan huruf
atau disebut juga mengeja huruf. Secara singat, kita akan membicarakan teknik
ini beserta dengan alat peraga yang bisa digunakan sebagai alat bantu.
1.
Mengeja
Huruf
Mengeja huruf pada
dasarnya merupakan metode mengajar konvensional yang lazim dilakukan tidak
hanya di sekolah. Mengeja huruf ini bisa diterapkan kepada anak yang sudah
hafal atau mengenal huruf, sehingga kegiatan ini murni sebagai kegiatan untuk
mengajari anak membaca.
Teknik ini bisa anda
lakukan dengan menggunakan kertas karton berukuran sedang. Di atas kertas itu,
kita tuliskankata dengan huruf kecil berwarna hitam. Setiap hari karton yang
sudah dituliskan huruf itu ditunjukkan kepada anak dan dibacakan sebanyak 5
kali sehari dengan jumlah kata sebanyak 5 sebagaimana jumlah huruf vokal yang
ada. Anda bisa memulai jumlah dengan panduan kata ba, bi, bu, be, bo, lalu ca,
ci, cu, ce, co dan setersunya. Setelah anak menguasai kata sederhana, seperti
ba, bi, bu, kata-kata tersebut digabung menjadi kata yang lebih kompleks,
misalnya bobo, baso, bola, mami, mama, dan lain-lain.
2.
Menggunakan
Flash card.
Metode belajar
membaca dengan menggunakan media flash card adalah metode dengan
menggunakan kartu yang sudah diberi tulisan dan dibalik kartu itu disertakan
gambar dari kata yang dimaksud, sehingga metode ini lebih menyerupai jenis
permainan daripada teknik belajar membaca. Metode ini sangat efektif untuk
membantu anak belajar membaca sejak dini dan melatih daya imajinasi anak.
Dengan media ini,
anda bisa mengajari langsung si anak kata per kata dan bisa diteruskan dengan
meminta anak melengkapi kata yang sengaja dipisah-pisah. Misalnya,anda
menggambar meja pada sebuah kartu dan bagian sebaliknya tulislah huruf
"me" saja. Untuk sempurna menjadi "meja", anda bisa meminta
anak untuk mencari sambungan kata lagi, sehingga sempurna menjadi kata meja.
Hal itu berarti, anak harus mendapatkan kata "ja" yang terdapat pada
kartu yang lain.
Metode belajar dengan
menggunakan Flash card merupakan metode yang sangat populer di negara
maju, tetapi msih sangat sedikit dikenal di Indonesia. Flash card balita
cerdas memperoleh tanggapan yang luar biasa di Indonesia yang pertama. Metode ini
bisa diterapkan pada anak terutama yang berusia 4 bulan ke atas.
Mengajari
Anak Membaca.
Bisa membaca pada
dasarnya bukanlah tujuan utama yang harus dicapai anak, sehingga para orang tua
atau guru tidaklah perlu merasa terbebani. Kemampuan membaca adalah kemampuan
yang dapat dipelajari. Hal ini sama halnya dengan ketika kita mempelajari
kemampuan bicara anak. oleh karena itu, hal terpenting dari semuanya adalah
prosesnya yang berlangsung secara bertahap.
Pergunakan alat bantu
karena anak lebih mudah menyerap. Sekalipun otak seorang anak dapat mencerna
apa saja yang mereka lihat, tidak ada salahnya ketikia mengajari mereka
membaca, kita juga menggunakan alat peraga. Alat bantu atau alat peraga ini
lebih memberikan efek senang terhadap si anak, sehingga mereka tidak merasa
jenuh ketika sedang belajar.
Jangan ragu untuk
bereksplorasi dan mengekspresikan diri. Artinya, setiap orang tua atau guru hendaknya
berupaya mencari cara baru yang lebih mudah dan menyenangkan untuk mengajar
anak. Anda tidak harus mengikuti metode yang sudah ada karena anda lebih
mengetahui keadaan anak yang sedang dihadapi.
Memang bisa membaca
pada usia dini bukanlah segalanya. Ada hal yang lebih penting daripada kemampuan
membaca dan sering terlewatkan, yaitu begaimana membuat anak-anak senang dengan
buku dan kegiatan membaca.
Jika pembentukan
kebiasaan membaca kurang dibangun, maka anak yang sudah bisa membaca akan tidak
tertarik dengan buku. Oleh karena itu, orang tua harus menyediakan media
belajar membaca ketika melihat anak beggitu antusias dengan buku dan kegiatan
membaca meskipun mereka masih balita atau bahkan batita. Kontroversi tentang
hal tersebut memang selalu hangat dibicarakan dan tidak pernah ada habisnya
waktu ke waktu. Beberapa pihak melarang orang tua atau guru untuk mengajarkan
keterampilan membaca pada usia dini, dengan alasan bahwa anak-anak menjadi
terbebani, sehingga mereka menjadi benci dengan kata "belajar".
Akan tetapi, banyak
pengalaman dari para pendidik anak yang
menyatakan bahwa selama prinsip belajar "film" yang
dikembangkan, maka materi apa pun yang diajarkan kepada anak usia dini selalu
direspons dnegan baik dan anak suka belajar. Mengajak anak untuk belajar
membaca jauh lebih baik daripada membiarkan mereka menonton TV selama seharian.
Sesungguhnya, anak juga belajar sesuatu melalui TV, tetapi tayangan TV lebih
banyak berupa hal-hal negatif daripada positif.
Semoga menjadi
renungan untuk para orang tua, dan semoga bermanfaat, aamiin…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar