Senin, 16 Januari 2017

IQRA / MEMBACA


Membaca merupakan suatu kebutuhan yang penting dalam hidup. Tidak bisa membaca  fatal akibatnya untuk jaman seperti sekarang ini dimana orang dituntut untuk bisa membaca, mulai dari merk produk, judul buku, bahkan nominal uang, bagaimana kita bisa mengucapkan apa yang kita mahu kalau kita tidak bisa membaca.
Ada teknik yang bisa kita gunakan agar bisa cepat membaca dengan menggunakan strategi pengenalan huruf atau disebut juga mengeja huruf. Secara singat, kita akan membicarakan teknik ini beserta dengan alat peraga yang bisa digunakan sebagai alat bantu.
1.        Mengeja Huruf
Mengeja huruf pada dasarnya merupakan metode mengajar konvensional yang lazim dilakukan tidak hanya di sekolah. Mengeja huruf ini bisa diterapkan kepada anak yang sudah hafal atau mengenal huruf, sehingga kegiatan ini murni sebagai kegiatan untuk mengajari anak membaca.
Teknik ini bisa anda lakukan dengan menggunakan kertas karton berukuran sedang. Di atas kertas itu, kita tuliskankata dengan huruf kecil berwarna hitam. Setiap hari karton yang sudah dituliskan huruf itu ditunjukkan kepada anak dan dibacakan sebanyak 5 kali sehari dengan jumlah kata sebanyak 5 sebagaimana jumlah huruf vokal yang ada. Anda bisa memulai jumlah dengan panduan kata ba, bi, bu, be, bo, lalu ca, ci, cu, ce, co dan setersunya. Setelah anak menguasai kata sederhana, seperti ba, bi, bu, kata-kata tersebut digabung menjadi kata yang lebih kompleks, misalnya bobo, baso, bola, mami, mama, dan lain-lain.
2.        Menggunakan Flash card.
Metode belajar membaca dengan menggunakan media flash card adalah metode dengan menggunakan kartu yang sudah diberi tulisan dan dibalik kartu itu disertakan gambar dari kata yang dimaksud, sehingga metode ini lebih menyerupai jenis permainan daripada teknik belajar membaca. Metode ini sangat efektif untuk membantu anak belajar membaca sejak dini dan melatih daya imajinasi anak.
Dengan media ini, anda bisa mengajari langsung si anak kata per kata dan bisa diteruskan dengan meminta anak melengkapi kata yang sengaja dipisah-pisah. Misalnya,anda menggambar meja pada sebuah kartu dan bagian sebaliknya tulislah huruf "me" saja. Untuk sempurna menjadi "meja", anda bisa meminta anak untuk mencari sambungan kata lagi, sehingga sempurna menjadi kata meja. Hal itu berarti, anak harus mendapatkan kata "ja" yang terdapat pada kartu yang lain.
Metode belajar dengan menggunakan Flash card merupakan metode yang sangat populer di negara maju, tetapi msih sangat sedikit dikenal di Indonesia. Flash card balita cerdas memperoleh tanggapan yang luar biasa di Indonesia yang pertama. Metode ini bisa diterapkan pada anak terutama yang berusia 4 bulan ke atas.

Mengajari Anak Membaca.
Bisa membaca pada dasarnya bukanlah tujuan utama yang harus dicapai anak, sehingga para orang tua atau guru tidaklah perlu merasa terbebani. Kemampuan membaca adalah kemampuan yang dapat dipelajari. Hal ini sama halnya dengan ketika kita mempelajari kemampuan bicara anak. oleh karena itu, hal terpenting dari semuanya adalah prosesnya yang berlangsung secara bertahap.
Pergunakan alat bantu karena anak lebih mudah menyerap. Sekalipun otak seorang anak dapat mencerna apa saja yang mereka lihat, tidak ada salahnya ketikia mengajari mereka membaca, kita juga menggunakan alat peraga. Alat bantu atau alat peraga ini lebih memberikan efek senang terhadap si anak, sehingga mereka tidak merasa jenuh ketika sedang belajar.
Jangan ragu untuk bereksplorasi dan mengekspresikan diri. Artinya, setiap orang tua atau guru hendaknya berupaya mencari cara baru yang lebih mudah dan menyenangkan untuk mengajar anak. Anda tidak harus mengikuti metode yang sudah ada karena anda lebih mengetahui keadaan anak yang sedang dihadapi.
Memang bisa membaca pada usia dini bukanlah segalanya. Ada hal yang lebih penting daripada kemampuan membaca dan sering terlewatkan, yaitu begaimana membuat anak-anak senang dengan buku dan kegiatan membaca.
Jika pembentukan kebiasaan membaca kurang dibangun, maka anak yang sudah bisa membaca akan tidak tertarik dengan buku. Oleh karena itu, orang tua harus menyediakan media belajar membaca ketika melihat anak beggitu antusias dengan buku dan kegiatan membaca meskipun mereka masih balita atau bahkan batita. Kontroversi tentang hal tersebut memang selalu hangat dibicarakan dan tidak pernah ada habisnya waktu ke waktu. Beberapa pihak melarang orang tua atau guru untuk mengajarkan keterampilan membaca pada usia dini, dengan alasan bahwa anak-anak menjadi terbebani, sehingga mereka menjadi benci dengan kata "belajar".
Akan tetapi, banyak pengalaman dari  para pendidik anak yang menyatakan bahwa selama prinsip belajar "film" yang dikembangkan, maka materi apa pun yang diajarkan kepada anak usia dini selalu direspons dnegan baik dan anak suka belajar. Mengajak anak untuk belajar membaca jauh lebih baik daripada membiarkan mereka menonton TV selama seharian. Sesungguhnya, anak juga belajar sesuatu melalui TV, tetapi tayangan TV lebih banyak berupa hal-hal negatif daripada positif.
Semoga menjadi renungan untuk para orang tua, dan semoga bermanfaat, aamiin…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar